Kali ini aku
mau buat postingan tentang aku yang ikut salah satu kegiatan ekstrakulikuler di
sekolah, PRAMUKA.
Yang namanya
pramuka itu pasti udah gak asing lagi karena kita udah pasti pernah ikut
kegiatan ekstra yang satu ini, baik di SD, SMP atau SMA. Tapi nggak sedikit
juga anak yang nggak tertarik sama kegiatan yang satu ini, tentu aja ada
berbagai alasan kenapa banyak anak yang nggak suka. Kaya ta:
- Nggawe kesel
tok. Nggak heran
sih banyak yang beralasan kayak gini, emang aku akui kalau ikut kegiatan
pramuka itu cukup membuat jiwa dan raga kelelahan. Tapi bagi aku sepadan dengan
hasil dan pengalaman yang kita dapet.
- Buat kita
item. Alesan yang
sangat tepat bagi orang yang menjaga kulitnya agar tetap putih dan tidak bujig.
Panas – panasan kesana – sini ditengah hutan dibawah langit biru nan terik
emang bisa buat kulit kita jadi berubah warna menuju kegelapan. Pinter –
pinternya kita aja sih, gimana caranya biar nggak kebakar sama panas yang
dikirim matahari itu. Sayangnya aku juga nggak pinter menjaga kulit, jadi jangan
tanya aku gimana caranya.
- Nggak penting. Salah besar
banget yang beranggapan kayak gini. Mungkin karena di sekolah kegiatan ekstra
ini diadakan setiap hari Sabtu, dan kita tau yang namanya sabtu itu waktu
bermain kita bisa melebihi hari biasa karena besoknya libur, atau yang udah
punya orang disisinya ya tinggal jalan – jalan aja seneng – seneng. Susah sih
kalo orang udah nganggep sesuatu nggak penting, dilirik aja nggak, apa lagi
ngikutin.
- Dan berbagai
alasan lainnya dah, tanya sendiri sama yang nggak ikut ekstra ini. Tapi nggak
semua alasan itu kayak gitu juga sih, ada juga yang pengin ikut tapi nggak bisa
karena dilarang atau lemah
syahwat fisik. Kalo udah kayak itu apa boleh buat.
Di kelas X
aku awalnya nggak mencantumkan nama pramuka sebagai kegiatan ekstra yang aku
ikuti. Tapi di awal pertemuan, aku liat anak yang lagi ngikutin kegiatan pramuka, nggak tau kenapa aku ngerasa deg – degan. Biasanya
aku tuh deg – degan kalo nggak grogi ya pengin sesuatu yang aku lihat atau
dengar. Jadi aku putuskan untuk ikut pramuka. Tapi tetep aja, sama kayak anak labil lainnya,
aku juga pernah mengalami saat – saat bahagia males untuk ikut PD ini. Aku pernah
beberapa kali nggak masuk dan kabur bareng temen – temenku. Tapi, Alhamdulillah
kemalasan itu nggak memadamkan api pramuka dalam jiwaku. Aku berhasil dilantik
jadi Penegak Bantara, dan beberapa waktu yang lalu aku dilantik jadi Penegak Laksana.
Pengin aku ceritain gimana waktu aku di Gladi untuk jadi Bantara, tapi memori
dalam otakku pada jatuh berserakan, terbuang nggak tau kemana, alhasil ingatan
aku nggrandet – nggrandet, nggak lengkap. Jadi aku ceritain waktu BTL atau Bhara
Tegak Laksana aja dah.
BTL
dilaksanakan sebelum kita, anak pramuka kelas XI menggladi kelas X, ya masa
Bantara nggladi calon Bantara? Kek nggak sreg aja. Akhirnya dengan jadwal yang hampir mepet UKK,
kami, Dewan Ambalan Ahmad Yani – RA Kartini SMA Negeri 1 Bumiayu siap
melaksanakan Bhara Tegak Laksana dua hari satu malam menuju Pesanggrahan dengan
jalan kaki. Ya, kalo anak yang buta jarak dan tempat kayak aku pasti bingung
jarak dari SMA ke Pesanggrahan seberapa jauhnya, tapi bagi yang tau pasti
ngerasa jauh, banget. Dan aku baru nyadar waktu udah jalan. Tanggal 24 Mei, rencananya kita mau mulai
perjalanan sepulang sekolah, dan karena itu adalah hari Jum’at dan
anak cowok harus solat Jum’at, maka kita mulai perjalanan jam 1 siang. Dan lagi, karena
kita ada di Indonesia, dan jam nasional yang kita pakai jam karet, maka jadwal
keberangkatan mulur beberapa menit dari waktu yang udah ditentukan. Ya udah,
kita nggak bisa jalan santai karena kita harus sampai SMP.....(aku lupa di
mana, nanti dah aku tanya dulu trus di edit) untuk turba, ngajarin anak SMP
gitu. Yah, jujur aja aku udah nggak pernah lagi jalan jauh semenjak aku bisa
naik motor, akhirnya?? Aku exhausted, tepar langsung abis sampe SMP. Ah,
aku malu ceritainnya, di skip aja dah. Karena aku istirahat dulu untuk
memulihkan tenaga, aku nggak ngajarin anak SMP dan beralih menjadi seksi
dokumentasi, as always ~.

kakak DA yang lagi ngajarin adik - adiknya
Selesai dari SMP kita kembali melanjutkan perjalanan,
aku belum bisa jalan bener karena kakiku masih gemetaran dan sakit, jadi aku
jalan dibelakang pelan – pelan. Aku seneng banget karena temen – temen bantuin
aku yang lemah tak berdaya di saat itu, mereka bawain tasku, menyemangatiku dan
menemaniku berjalan walaupun ketinggalan dari rombongan. Sumpah di perjalanan
itu aku terharu dan nangis ngeliat kebaikan mereka, bahagia banget rasanya.
Pemandangan sunset yang terhalang oleh
orang - orang haus foto
Dua orang yang bawa sembako untuk baksos
dan dibelakangnya si Sa'dan yang bawain tasku
Saat singgah di Mushola
Muka Lapi bahagia sekali di sebelah Aska
Kita berhenti
dulu melaksanakan solat maghrib dan isya di....(aku lupa lagi, nanti aku tanya
dah). Abis solat maghrib, kita makan malem dulu dan mengisi ulang botol minum
kita dengan beramah tamah mengunjungi rumah – rumah warga. Abis itu kita solat isya dan
melanjutkan perjalanan ke SD N Kretek 3. Alhamdulillah Allah menuntun kita ke
jalan yang lurus dan meneranginya dengan sinar rembulan, padang bulan euy! Kita
nggak ngerasa terlalu gelap karena sinar dari bulan. Untuk perjalanan ke SD
sendiri, aku seneng karena ngerasa nggak terlalu jauh banget. Sampai di SD,
ternyata kita pake jam intan ! (punya kakaknya Ija), kita dateng lebih awal dari waktu
yang di perkirakan. Kita istirahat disana, tiduran di lapangannya, berserakan
kek pindang yang abis dimakan kucing. Malemnya, sekitar jam 10an, pembina
ganteng kita, Pak Qodir mengumpulkan kita untuk melakukan diskusi tentang
pramuka yang belum pernah dibahas sebelumnya, sekalian mengisi SKU point ke 7. Cukup lama karena ada banyak kelompok, sampai menjelang
jam 12 malam, kita akhirnya selesai melakukan risalah dan siap – siap turba (turu bareng) di kelas. Yang bawa
ponco ato jas hujan menggelarnya di lantai dan tidur diatasnya, ada juga yang tidur diatas meja karena nggak kebagian atau nggak tahan dinginnya lantai, dan aku sendiri tidur di kursi karena nggak kebagian dan ngerasa
nggak muat dan nggak enak tidur di meja. Tentu aja perjalanan yang melelahkan
membuat anak langsung terlelap dalam sekejap, bahkan ada yang sampe ngorok kalo aku nggak salah denger. Aku sendiri
nggak bisa tidur karena emang kalo tidur selain di rumah nggak bisa merem. Masih
mending aku sih daripada Izza, dia jalan mondar – mandir di kelas, masuk angin.
Setiap beberapa detik sendawa dengan hebohnya. Kasian, ckck...
Anak - anak yang tepar setelah sampai SD
Paginya, jam
tengah 4, anak cewek pada bangun dan ke mushola terdekat untuk melaksanakan
ritual ceweknya, tapi karena keterbatasan peralatan kita cuma sikat gigi dan cuci muka, sekalian ambil air wudhu menunggu
adzan berkumandang. Sebelum adzan, mushola berubah menjadi pasar dadakan yang
isinya ibu – ibu tukang rumpi! Anak – anak ngobrol ini – itu membuat heboh bangunan seluas ruang kelas itu, untung nggak di protes warga. Selesai solat, kami jalan – jalan di desa yang
masih asri itu, meregangkan otot sembari menghirup udara segar. Anak cowok
menemukan tempat yang pas dan bola yang diambil dari anak kecil untuk bermain,
bola. Abis jalan – jalan dan makan, rencananya kami akan melakukan permainan dan
perlombaan dengan anak kecil, kek menghafal surat pendek Al-qur'an, main tebak - tebakan, lomba memasukkan pulpen ke dalam botol. Seru dah intinya, karena mereka masih kecil jadi enak diajak main sama tante dan om - om ini, dan tentunya di akhir acara mereka di kasih
hadiah berupa alat tulis. Abis itu kami melanjutkan perjalanan ke Pesanggrahan yang di tengah
perjalanan kami menuju home industri tempat pembuatan tempe, disana beberapa anak diterangkan tentang proses pembuatan tempenya. Oh, kita juga ke
balai desa Kretek dulu untuk melakukan workshop kecil – kecilan tentang
perangkat desa. Disana kami seperti tersihir oleh kata – kata bapak yang ada di
depan, kami terkena sleep potion. Karena kita kewalahan ditambah tidur malam
yang kurang nyenyak dan badan pegal linu, ya udah, banyak anak yang tidur,
khususnya yang di belakang, termasuk aku. sumpah itu nggak tahan banget matanya
pengin merem, sekali merem langsung nggak sadar, bener - bener sihir yang keren. Tapi aku jadi ngerasa nggak
enak karena rasanya pada nggak dengerin bapaknya (Sofa) ngomong apa, tapi
yaudah sih, udah berlalu. selesai penyuluhan, tanpa diijinkan istirahat oleh
pembina cantik kita, Bu Eli, kita jalan lagi ke SMK Nurul Huda untuk
mengadakan latgab. Aku pikir jauh banget, ternyata nggak juga, cuma aja jalannya nanjak, bikin nggak tahan. setelah sampai, kita solat dulu di Mushola SMK, makan siang dulu, minum dulu.
Selesai itu, kami melakukan diskusi tentang pramuka yang ada di masing – masing
sekolah. Ternyata kedatangan kami disambut dengan ramah oleh mereka, kami cepat
akrab satu sama lain. Aku kira mereka bakal nggak seneng, lebih – lebih ngeliat
air galon mereka yang penuh turun drastis diminum kita, tapi ya Alhamdulillah
sih, seneng juga walaupun hujan deras dan petir cetar membahana. Selesai latgab,
kami menuju pemberhentian terakhir, kolam renang Pesanggrahan. Bukan untuk
rekreasi, tapi untuk di lantik.

Mengabadikan momen di pagi hari
Aslinya pengen foto pemandangan, tapi
entah mengapa mereka muncul
Main bola yang di ambil dari anak kecil
Saat anak - anak SD menghafalkan surat pendek
Si Om Pradana yang memberi hadiah
Dan Pradana putrinya juga nggak mau
kalah ikutan (nampang) membagikan hadiah
anak - anak yang berbahagia diajak bermain
oleh bapak dan ibunya yang ada di depan
Saat dijelaskan tentang proses pembuatan tempe
Saat penyuluhan. Kalau di zoom ada beberapa anak yang terlihat
memejamkan matanya tanda ngantuk,termasuk yang ada di depan
Alhamdulillahnya masih ada anak yang tanggap
mendengarkan dan bertanya seperti ini
Di temani dengan hujan deras yang mengguyur
seluruh badan yang belum mandi dari kemarin, kami jalan ke kolam renang. Ada
yang memakai ponconya dan pada berlindung rame - rame kek tukang ojek main barongsai. Sampai
di kolam renang, kami harus masuk kolam dan renang dari ujung ke ujung, yang
nggak bisa ya udah jalan aja. Ada satu teman kita si Yana yang takut masuk
kolam renang, pobia kali yah? Tapi sama pembina ganteng kita tetep disuruh
masuk dan jalan sampai ujung. Akhirnya dengan bantuan sang pahlawan yang merangkap sebagai ketua GT kita, Angga, dan
anak lainnya, akhirnya Yana berhasil melewati rintangan!
Nggak cuma
masuk kolam aja sih, tiba – tiba sang pembina membawa plastik hitam dan mencuri
perhatian anak – anak. Dek Laksana! Langsung spontan kami berteriak megap –
megap seperti ikan yang minta makan. Dengan muka jahatnya, sang Pembina
melemparkan pakannya ke berbagai penjuru, ikan pun langsung memburunya. Udah
dapet, kenyang. Yang belum? Megap - megap lagi ke Pembina. Walaupun keliatannya
saling berebut, tapi sebenernya anak yang udah dapet dek nyari lagi dek yang
lain untuk anak yang belum dapet. Ditengah – tengah keributan itu aku ngerasa
seneng, keren aja, jiwa korset kita kek udah bener – bener kuat, walau emang
nggak semua anak yang nyari lagi, tapi tetep aja, keren. Abis udah dapet dek Laksana semua, kami harus melakukan pelantikkan dulu, dan tempatnya ya di kolam renang
itu. Disitu kejadian waktu pelantikan Bantara terulang lagi, aku terharu. Aku
pengin nangis waktu kita lagi mengucapkan Trisatya, perasaan campur aduk, nggak
bisa diungkapin, dan aku tersenyum ditengah kedinginan yang membekukan itu. Aku
kira semua penderitaan udah selesai, ternyata. Kita harus melewati satu
rintangan lagi, naik mobil pick up dan umpel – umpelan. Bayangin mobil itu di
isi sama 30 anak lebih? Sesek banget! Kita harus menahan rasa sakit kalo di dorong
temen sebelahnya, dan aku kebagian di depan, bisa bayangin gimana rasanya
ketindihan banyak orang? Yah, aku sih masih mending, kasian lagi Amel yang di
depanku. Udah ketindihan aku, ketindihan anak – anak yang ada di belakangku
juga. Intinya kita semua ngerasa ditindihin kecuali yang duduk di atas, tapi
resikonya mereka juga harus nahan kalo ada rem dadakan. Intinya cobaannya bener
– bener dah. Ditambah lagi ujan yang tambah deres nggak karuan, sekali lagi
anak – anak mengeluarkan ponconya untuk berlindung dari hujan. Aku mikir, kan
udah basah kuyup, kenapa harus tutupan ngehindarin ujan? Masalahnya aku yang
kebagian ujungnya malah dapet limpahan air yang jatuh dari ponco di punggungku,
dingin! Satu persatu anak turun, melegakan sekali rasanya. Sampai di kantor
polisi, aku turun. Ah,, akhirnya Cuma tinggal jalan ke rumah aja. Aku jalan
lurus melewati hujan yang deras, senang rasanya memikirkan sebentar lagi sampai
ke rumah. Sampai di depan pasar, mendadak kegelapan menyeruak, mati lampu. Aku panik! Alhamdulillah aku lagi pegang senter, akhirnya aku jalan menyusuri jalan dingin nan gelap menembus hujan berkepanjangan. Ternyata aku di beri
cobaan tambahan. -_-

Pak Qodir, Sang Pembina
Dari pengalamanku
di BTL ini, aku mikir, beruntung banget aku bisa ikut pramuka. Aku bisa dapet
pengalaman yang menyenangkan walaupun capeknya nggak ketulungan, cobaan datang
bertubi – tubi. Tapi tau nggak sih? Itu semua nggak akan kerasa kalo kita inget
apa yang kita dapet. Pengalaman yang sangat berkesan sekali, dan yang paling
istimewa adalah persahabatan. Dimana kita bukan cuma mikir diri sendiri, kita
peduli sama orang lain, di saat membutuhkan kita dibantu dengan ikhlas, adanya
keakraban satu sama lain tanpa memilih teman. Susah, sedih dan senang kita
rasakan bersama. Tidakkah itu setimpal dengan apa yang kita lalui?
Ini jujur
dari hati aku. Aku bener – bener ngerasa beruntung bisa ikut pramuka dan ketemu
sama kalian di angkatan 2012/2013 ini. Terimakasih banget udah bantu aku
khususnya di BTL kemarin. Makasih buat Sa’dan yang udah bawain tas aku. Makasih
buat anak lain yang udah bawain barang – barang aku. Makasih buat sang pradana,
Upam dan Dyah yang mau jalan bareng aku, menuntunku disaat ku lelah. Dan makasih kalian semua udah nyemangatin aku
yang kecapekan. Sumpah, aku bahagia. Kata – kataku mungkin emang melow, tapi
aku jujur. Kata makasihku nggak bakal cukup buat kalian (tapi jangan minta
traktir).
Aku yang beruntung ikut pramuka
IPTI