Senin, 10 Juni 2013

Boyfriend - Janus



Jigeum utgo itjiman aesseo chamgo isseo nan
Tteollineun nae du soneul himkkeot japgo isseo nan
Sokgo inneun geoya neon gwaenchantaneun nae mare
Deung dwieseo nunmureul modu ssotgo isseo nan

Tteollideon jageun eokkaega geu jageun ipsuri
Mianhae nae apeseo jujeo antneun neo
Tteugeopdeon nareul samkigo ni nunmul humchimyeo
Mianhae on himeul dahae anneun na

Neoui eokkae neomeo baetneun hansum
Neoui eokkae neomeo chaoneun nunmul
Geugeon naman aneun siseone namginda, kkeutkkaji
Neoui gieok ane salgo sipgo 
Neoui gieok ane utgoman sipeo
Babocheoreom geujeo neoege utneunda

You’re not a bad girl you’re not a bad girl
Nal wihan nunmul geu nunmul geodwo
Geu aega dachyeo na ttaeme dachyeo
Geureoni chamgo tto chamaya hae

Nega wae nega wae nega wae, na ttaeme ureo
Neon hangsang barkge useo wae ureo
Ijeo nan da teolgo pyeonhage tteona
Mot mitni ne balmok japgo sipji anha

Naui gaseum gipi ttwineun simjang
Naui gaseum gipi jabadun miryeon
Geugeon naman aneun mameuro mutneunda, kkeutkkaji
Neoui useummaneul bogo sipgo 
Neoui useummaneun jikigo sipeo
Eojecheoreom geujeo naege useojwo

You’re not a bad girl you’re not a bad girl
Yeogi nae simjang nae simjang soge
Nae sogeul gamchwo neol wihae gamchwo
Nareul dajapgo tto jabaya hae

Neomani nae juinigo wonhamyeon nareul tteonal su itgo
Gikkeoi neoreul bonae neol wihae naneun neol bonae

You’re not a bad girl you’re not a bad girl
Nal wihan nunmul geu nunmul geodwo
Geu aega dachyeo na ttaeme dachyeo
Geureoni chamgo tto chamaya hae


Jigeum utgo itjiman aesseo chamgo isseo nan
Tteollineun nae du soneul himkkeot japgo isseo nan
Sokgo inneun geoya neon gwaenchantaneun nae mare
Deung dwieseo nunmureul modu ssotgo isseo nan

Minggu, 09 Juni 2013

Pengalaman Berhargaku bersama Teman Pramukaku

Kali ini aku mau buat postingan tentang aku yang ikut salah satu kegiatan ekstrakulikuler di sekolah, PRAMUKA.
Yang namanya pramuka itu pasti udah gak asing lagi karena kita udah pasti pernah ikut kegiatan ekstra yang satu ini, baik di SD, SMP atau SMA. Tapi nggak sedikit juga anak yang nggak tertarik sama kegiatan yang satu ini, tentu aja ada berbagai alasan kenapa banyak anak yang nggak suka. Kaya ta:
  1. Nggawe kesel tok. Nggak heran sih banyak yang beralasan kayak gini, emang aku akui kalau ikut kegiatan pramuka itu cukup membuat jiwa dan raga kelelahan. Tapi bagi aku sepadan dengan hasil dan pengalaman yang kita dapet.
  2. Buat kita item. Alesan yang sangat tepat bagi orang yang menjaga kulitnya agar tetap putih dan tidak bujig. Panas – panasan kesana – sini ditengah hutan dibawah langit biru nan terik emang bisa buat kulit kita jadi berubah warna menuju kegelapan. Pinter – pinternya kita aja sih, gimana caranya biar nggak kebakar sama panas yang dikirim matahari itu. Sayangnya aku juga nggak pinter menjaga kulit, jadi jangan tanya aku gimana caranya.
  3. Nggak penting. Salah besar banget yang beranggapan kayak gini. Mungkin karena di sekolah kegiatan ekstra ini diadakan setiap hari Sabtu, dan kita tau yang namanya sabtu itu waktu bermain kita bisa melebihi hari biasa karena besoknya libur, atau yang udah punya orang disisinya ya tinggal jalan – jalan aja seneng – seneng. Susah sih kalo orang udah nganggep sesuatu nggak penting, dilirik aja nggak, apa lagi ngikutin.
  4. Dan berbagai alasan lainnya dah, tanya sendiri sama yang nggak ikut ekstra ini. Tapi nggak semua alasan itu kayak gitu juga sih, ada juga yang pengin ikut tapi nggak bisa karena dilarang atau lemah syahwat fisik. Kalo udah kayak itu apa boleh buat.

Di kelas X aku awalnya nggak mencantumkan nama pramuka sebagai kegiatan ekstra yang aku ikuti. Tapi di awal pertemuan, aku liat anak yang lagi ngikutin kegiatan pramuka, nggak tau kenapa aku ngerasa deg – degan. Biasanya aku tuh deg – degan kalo nggak grogi ya pengin sesuatu yang aku lihat atau dengar. Jadi aku putuskan untuk ikut pramuka. Tapi tetep aja, sama kayak anak labil lainnya, aku juga pernah mengalami saat – saat bahagia males untuk ikut PD ini. Aku pernah beberapa kali nggak masuk dan kabur bareng temen – temenku. Tapi, Alhamdulillah kemalasan itu nggak memadamkan api pramuka dalam jiwaku. Aku berhasil dilantik jadi Penegak Bantara, dan beberapa waktu yang lalu aku dilantik jadi Penegak Laksana. Pengin aku ceritain gimana waktu aku di Gladi untuk jadi Bantara, tapi memori dalam otakku pada jatuh berserakan, terbuang nggak tau kemana, alhasil ingatan aku nggrandet – nggrandet, nggak lengkap. Jadi aku ceritain waktu BTL atau Bhara Tegak Laksana aja dah.

BTL dilaksanakan sebelum kita, anak pramuka kelas XI menggladi kelas X, ya masa Bantara nggladi calon Bantara? Kek nggak sreg aja. Akhirnya dengan jadwal yang hampir mepet UKK, kami, Dewan Ambalan Ahmad Yani – RA Kartini SMA Negeri 1 Bumiayu siap melaksanakan Bhara Tegak Laksana dua hari satu malam menuju Pesanggrahan dengan jalan kaki. Ya, kalo anak yang buta jarak dan tempat kayak aku pasti bingung jarak dari SMA ke Pesanggrahan seberapa jauhnya, tapi bagi yang tau pasti ngerasa jauh, banget. Dan aku baru nyadar waktu udah jalan. Tanggal 24 Mei, rencananya kita mau mulai perjalanan sepulang sekolah, dan karena itu adalah hari Jum’at dan anak cowok harus solat Jum’at, maka kita mulai perjalanan jam 1 siang. Dan lagi, karena kita ada di Indonesia, dan jam nasional yang kita pakai jam karet, maka jadwal keberangkatan mulur beberapa menit dari waktu yang udah ditentukan. Ya udah, kita nggak bisa jalan santai karena kita harus sampai SMP.....(aku lupa di mana, nanti dah aku tanya dulu trus di edit) untuk turba, ngajarin anak SMP gitu. Yah, jujur aja aku udah nggak pernah lagi jalan jauh semenjak aku bisa naik motor, akhirnya?? Aku exhausted, tepar langsung abis sampe SMP. Ah, aku malu ceritainnya, di skip aja dah. Karena aku istirahat dulu untuk memulihkan tenaga, aku nggak ngajarin anak SMP dan beralih menjadi seksi dokumentasi, as always ~

kakak DA yang lagi ngajarin adik - adiknya


Selesai dari SMP kita kembali melanjutkan perjalanan, aku belum bisa jalan bener karena kakiku masih gemetaran dan sakit, jadi aku jalan dibelakang pelan – pelan. Aku seneng banget karena temen – temen bantuin aku yang lemah tak berdaya di saat itu, mereka bawain tasku, menyemangatiku dan menemaniku berjalan walaupun ketinggalan dari rombongan. Sumpah di perjalanan itu aku terharu dan nangis ngeliat kebaikan mereka, bahagia banget rasanya.
Pemandangan sunset yang terhalang oleh 
orang - orang haus foto


Dua orang yang bawa sembako untuk baksos
dan dibelakangnya si Sa'dan yang bawain tasku


Saat singgah di Mushola
Muka Lapi bahagia sekali di sebelah Aska

Kita berhenti dulu melaksanakan solat maghrib dan isya di....(aku lupa lagi, nanti aku tanya dah). Abis solat maghrib, kita makan malem dulu dan mengisi ulang botol minum kita dengan beramah tamah mengunjungi rumah – rumah warga. Abis itu kita solat isya dan melanjutkan perjalanan ke SD N Kretek 3. Alhamdulillah Allah menuntun kita ke jalan yang lurus dan meneranginya dengan sinar rembulan, padang bulan euy! Kita nggak ngerasa terlalu gelap karena sinar dari bulan. Untuk perjalanan ke SD sendiri, aku seneng karena ngerasa nggak terlalu jauh banget. Sampai di SD, ternyata kita pake jam intan ! (punya kakaknya Ija), kita dateng lebih awal dari waktu yang di perkirakan. Kita istirahat disana, tiduran di lapangannya, berserakan kek pindang yang abis dimakan kucing. Malemnya, sekitar jam 10an, pembina ganteng kita, Pak Qodir mengumpulkan kita untuk melakukan diskusi tentang pramuka yang belum pernah dibahas sebelumnya, sekalian mengisi SKU point ke 7. Cukup lama karena ada banyak kelompok, sampai menjelang jam 12 malam, kita akhirnya selesai melakukan risalah dan siap – siap turba (turu bareng) di kelas. Yang bawa ponco ato jas hujan menggelarnya di lantai dan tidur diatasnya, ada juga yang tidur diatas meja karena nggak kebagian atau nggak tahan dinginnya lantai, dan aku sendiri tidur di kursi karena nggak kebagian dan ngerasa nggak muat dan nggak enak tidur di meja. Tentu aja perjalanan yang melelahkan membuat anak langsung terlelap dalam sekejap, bahkan ada yang sampe ngorok kalo aku nggak salah denger. Aku sendiri nggak bisa tidur karena emang kalo tidur selain di rumah nggak bisa merem. Masih mending aku sih daripada Izza, dia jalan mondar – mandir di kelas, masuk angin. Setiap beberapa detik sendawa dengan hebohnya. Kasian, ckck...


Anak - anak yang tepar setelah sampai SD

Paginya, jam tengah 4, anak cewek pada bangun dan ke mushola terdekat untuk melaksanakan ritual ceweknya, tapi karena keterbatasan peralatan kita cuma sikat gigi dan cuci muka, sekalian ambil air wudhu menunggu adzan berkumandang. Sebelum adzan, mushola berubah menjadi pasar dadakan yang isinya ibu – ibu tukang rumpi! Anak – anak ngobrol ini – itu membuat heboh bangunan seluas ruang kelas itu, untung nggak di protes warga. Selesai solat, kami jalan – jalan di desa yang masih asri itu, meregangkan otot sembari menghirup udara segar. Anak cowok menemukan tempat yang pas dan bola yang diambil dari anak kecil untuk bermain, bola. Abis jalan – jalan dan makan, rencananya kami akan melakukan permainan dan perlombaan dengan anak kecil, kek menghafal surat pendek Al-qur'an, main tebak - tebakan, lomba memasukkan pulpen ke dalam botol. Seru dah intinya, karena mereka masih kecil jadi enak diajak main sama tante dan om - om ini, dan tentunya di akhir acara mereka di kasih hadiah berupa alat tulis. Abis itu kami melanjutkan perjalanan ke Pesanggrahan yang di tengah perjalanan kami menuju home industri tempat pembuatan tempe, disana beberapa anak diterangkan tentang proses pembuatan tempenya. Oh, kita juga ke balai desa Kretek dulu untuk melakukan workshop kecil – kecilan tentang perangkat desa. Disana kami seperti tersihir oleh kata – kata bapak yang ada di depan, kami terkena sleep potion. Karena kita kewalahan ditambah tidur malam yang kurang nyenyak dan badan pegal linu, ya udah, banyak anak yang tidur, khususnya yang di belakang, termasuk aku. sumpah itu nggak tahan banget matanya pengin merem, sekali merem langsung nggak sadar, bener - bener sihir yang keren. Tapi aku jadi ngerasa nggak enak karena rasanya pada nggak dengerin bapaknya (Sofa) ngomong apa, tapi yaudah sih, udah berlalu. selesai penyuluhan, tanpa diijinkan istirahat oleh pembina cantik kita, Bu Eli, kita jalan lagi ke SMK Nurul Huda untuk mengadakan latgab. Aku pikir jauh banget, ternyata nggak juga, cuma aja jalannya nanjak, bikin nggak tahan. setelah sampai, kita solat dulu di Mushola SMK, makan siang dulu, minum dulu. Selesai itu, kami melakukan diskusi tentang pramuka yang ada di masing – masing sekolah. Ternyata kedatangan kami disambut dengan ramah oleh mereka, kami cepat akrab satu sama lain. Aku kira mereka bakal nggak seneng, lebih – lebih ngeliat air galon mereka yang penuh turun drastis diminum kita, tapi ya Alhamdulillah sih, seneng juga walaupun hujan deras dan petir cetar membahana. Selesai latgab, kami menuju pemberhentian terakhir, kolam renang Pesanggrahan. Bukan untuk rekreasi, tapi untuk di lantik. 

Mengabadikan momen di pagi hari


Aslinya pengen foto pemandangan, tapi 
entah mengapa mereka muncul


Main bola yang di ambil dari anak kecil


Saat anak - anak SD menghafalkan surat pendek


Si Om Pradana yang memberi hadiah


Dan Pradana putrinya juga nggak mau 
kalah ikutan (nampang) membagikan hadiah


anak - anak yang berbahagia diajak bermain
oleh bapak dan ibunya yang ada di depan


Saat dijelaskan tentang proses pembuatan tempe


Saat penyuluhan. Kalau di zoom ada beberapa anak yang terlihat
memejamkan matanya tanda ngantuk,termasuk yang ada di depan


Alhamdulillahnya masih ada anak yang tanggap 
mendengarkan dan bertanya seperti ini



Di temani dengan hujan deras yang mengguyur seluruh badan yang belum mandi dari kemarin, kami jalan ke kolam renang. Ada yang memakai ponconya dan pada berlindung rame - rame kek tukang ojek main barongsai. Sampai di kolam renang, kami harus masuk kolam dan renang dari ujung ke ujung, yang nggak bisa ya udah jalan aja. Ada satu teman kita si Yana yang takut masuk kolam renang, pobia kali yah? Tapi sama pembina ganteng kita tetep disuruh masuk dan jalan sampai ujung. Akhirnya dengan bantuan sang pahlawan yang merangkap sebagai ketua GT kita, Angga, dan anak lainnya, akhirnya Yana berhasil melewati rintangan! 
Nggak cuma masuk kolam aja sih, tiba – tiba sang pembina membawa plastik hitam dan mencuri perhatian anak – anak. Dek Laksana! Langsung spontan kami berteriak megap – megap seperti ikan yang minta makan. Dengan muka jahatnya, sang Pembina melemparkan pakannya ke berbagai penjuru, ikan pun langsung memburunya. Udah dapet, kenyang. Yang belum? Megap - megap lagi ke Pembina. Walaupun keliatannya saling berebut, tapi sebenernya anak yang udah dapet dek nyari lagi dek yang lain untuk anak yang belum dapet. Ditengah – tengah keributan itu aku ngerasa seneng, keren aja, jiwa korset kita kek udah bener – bener kuat, walau emang nggak semua anak yang nyari lagi, tapi tetep aja, keren. Abis udah dapet dek Laksana semua, kami harus melakukan pelantikkan dulu, dan tempatnya ya di kolam renang itu. Disitu kejadian waktu pelantikan Bantara terulang lagi, aku terharu. Aku pengin nangis waktu kita lagi mengucapkan Trisatya, perasaan campur aduk, nggak bisa diungkapin, dan aku tersenyum ditengah kedinginan yang membekukan itu. Aku kira semua penderitaan udah selesai, ternyata. Kita harus melewati satu rintangan lagi, naik mobil pick up dan umpel – umpelan. Bayangin mobil itu di isi sama 30 anak lebih? Sesek banget! Kita harus menahan rasa sakit kalo di dorong temen sebelahnya, dan aku kebagian di depan, bisa bayangin gimana rasanya ketindihan banyak orang? Yah, aku sih masih mending, kasian lagi Amel yang di depanku. Udah ketindihan aku, ketindihan anak – anak yang ada di belakangku juga. Intinya kita semua ngerasa ditindihin kecuali yang duduk di atas, tapi resikonya mereka juga harus nahan kalo ada rem dadakan. Intinya cobaannya bener – bener dah. Ditambah lagi ujan yang tambah deres nggak karuan, sekali lagi anak – anak mengeluarkan ponconya untuk berlindung dari hujan. Aku mikir, kan udah basah kuyup, kenapa harus tutupan ngehindarin ujan? Masalahnya aku yang kebagian ujungnya malah dapet limpahan air yang jatuh dari ponco di punggungku, dingin! Satu persatu anak turun, melegakan sekali rasanya. Sampai di kantor polisi, aku turun. Ah,, akhirnya Cuma tinggal jalan ke rumah aja. Aku jalan lurus melewati hujan yang deras, senang rasanya memikirkan sebentar lagi sampai ke rumah. Sampai di depan pasar, mendadak kegelapan menyeruak, mati lampu. Aku panik! Alhamdulillah aku lagi pegang senter, akhirnya aku jalan menyusuri jalan dingin nan gelap menembus hujan berkepanjangan. Ternyata aku di beri cobaan tambahan. -_-


Pak Qodir, Sang Pembina



Dari pengalamanku di BTL ini, aku mikir, beruntung banget aku bisa ikut pramuka. Aku bisa dapet pengalaman yang menyenangkan walaupun capeknya nggak ketulungan, cobaan datang bertubi – tubi. Tapi tau nggak sih? Itu semua nggak akan kerasa kalo kita inget apa yang kita dapet. Pengalaman yang sangat berkesan sekali, dan yang paling istimewa adalah persahabatan. Dimana kita bukan cuma mikir diri sendiri, kita peduli sama orang lain, di saat membutuhkan kita dibantu dengan ikhlas, adanya keakraban satu sama lain tanpa memilih teman. Susah, sedih dan senang kita rasakan bersama. Tidakkah itu setimpal dengan apa yang kita lalui?
Ini jujur dari hati aku. Aku bener – bener ngerasa beruntung bisa ikut pramuka dan ketemu sama kalian di angkatan 2012/2013 ini. Terimakasih banget udah bantu aku khususnya di BTL kemarin. Makasih buat Sa’dan yang udah bawain tas aku. Makasih buat anak lain yang udah bawain barang – barang aku. Makasih buat sang pradana, Upam dan Dyah yang mau jalan bareng aku, menuntunku disaat ku lelah.  Dan makasih kalian semua udah nyemangatin aku yang kecapekan. Sumpah, aku bahagia. Kata – kataku mungkin emang melow, tapi aku jujur. Kata makasihku nggak bakal cukup buat kalian (tapi jangan minta traktir).







Aku yang beruntung ikut pramuka

                   IPTI